A.
Pengertian
Perubahan Harga
Fluktuasi
nilai mata uang dan perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan
karakteristik yang terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami
istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus membedakan antara
pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya termasuk
dalam istilah perubahan harga itu. Tingkat harga umum biasanya timbul ketika
harga semua barang dan jasa dalam perekonomian berubah. Daya beli moneter pun
menguat atau melemah. Suatu perubahan
harga umum terjadi apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam
suatu perekonomian mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan
disebut inflasi ( inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (
deflation ). Apa saja penyebab inflasi? Bukti-bukti menunjukan bahwa inflasi
disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal agresif yang bertujuan untuk
mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, biaya pemilihan umum yang
terlalu besar, serta penyebaran inflasi internasional. Namun persoalan ini jauh
lebih rumit.
Inflasi telah menjadi fakta yang
penting dan tetap di hampir semua Negara di dunia. Perubahan nilai mata uang
moneter bener-bener diakui para akuntan dewasa ini, tetapi tedapat pertentangan
mengenai cara teoritis dan praktis untuk menyelesaikannya. Di Amerika Serikat,
FASB Statetment No. 33 mangharuskan pengungkapan khusus oleh
perusahaan-perusahaan besar tertentu, tetapi tidak merinci kaitan pengungkapan
ini dengan laporan keuangan utama. Unit moneter yang tidak stabil adalah suatu
kendala penfukuran dalam pendekatan induktif-deduktif terhadap teori akuntansi.
B.
Laporan
Keuangan Dapat Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan
Harga
Selama periode inflasi, nilai aktiva
yang di catat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai
terkininya ( yang lebih tinggi ). Nilai aset yang dikecilkan mengakibatkan
dikecilkannya pengeluaran dan dibesarkannya laba. Ketidak akuratan pengukuran
ini mendistorsi : proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu
historis, anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan data kinerja yang
tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba
yang dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :
-
Kenaikan dalam proporsi pajak
-
Permintaan deviden lebih banyak dari
pemegang saham
-
Permintaan gaji dan upah yang lebih
tinggi dari pada pekerja
-
Tindakan yang merugikan dari Negara tuan
rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar)
Dalam periode inflasi, pendapatan
umumnya dinyatakan dalam mata uang dengan daya beli umum yang lebih rendah (
yaitu daya beli perode ini ), yang kemudian diterapkan terhadap beban terkait.
Biaya disajikan dalam mata uang dengan daya beli umum lebih tinggi karena
biasanya mencerminkan pemakaian sumberdaya yang diperoleh dimasa lampau
(misalnya penyusutan pabrik yang dibeli 10 tahun silam) ketika daya beli unit
moneter lebih tinggi. Mengurangi biaya berdasarkan daya beli historis dari
pendapatan berdasarkan daya beli kini menyebabkan laba tidak diukur secara
akurat. Oleh karena itu, mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit berguna
dilakukan karena :
-
Pengaruh perubahan harga sebagian
bergantung pada transaksi dan keadaan yang dihadapi suatu perusahaan.
-
Mengelola masalah yang timbulkan oleh
perubahan harga tergantung pada pemahaman yang akurat atas masalah tersebut.
-
Laporan dari para menajer mengenai
permasalahan yang disebabkan oleh perubahan hatga lebih mudah dipercaya apabila
kalangan usaha menerbitkan iformasi keuangan yang membahas masalah-masalah
tersebut.
Meskipun laju melambat, akuntansi
perubahan harga tetap berguna karena efek kumulatif inflasi yang rendah dalam
beberapa waktu dapat signifikan. Disamping itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya,
perubahan harga khusus bisa menjadi signifikan bahkan ketika tingkat harga umum
tidak banyak berubah.
C.
Daftar
Istilah Akuntansi Inflasi
-
Atribut. Karakteristik kuantitatif suatu
pos yang diukur untuk keperluan akuntansi. Contoh biaya histori atau biaya
penggantian merupakan atribut suatu aktiva.
-
Penyesuaian Biaya Kini. Nilai
penyesuaian aktiva untuk perubahan dalam harga tertentu.
-
Kekayaan yang Dapat Dihapuskan. Jumlah
aktiva bersih suatu perusahaan yang dapat ditarik tanpa mengurangi besar
awalnya aktiva bersih.
-
Mekanisme Penyesuaian. Menfaat berupa
keuntungan daya beli pemegang saham yang berasal dari pendanaan utang dan
pertanda bahwa perusahaan tidak perlu mengakui tambahan biaya pengganti atas
aktiva operasi sehubungan dengan aktiva tersebut didanai melalui utang.
-
Ekuivalen Daya Beli Umum. Jumlah uang
yang telah disesuaikan terhadap perubahan dalam tingkat harga umum.
-
Keuntungan Kepemilikan Suatu Investasi.
Kenaikan biaya kini suatu aktiva nonmoneter.
-
Hiperinflasi. Laju inflasi yang sangat
besar terjadi pada saaat tingkat harga umum dalam suatu perkekonomian meningkat
sebesar lebih dari 25 % pertahun.
-
Inflasi. Kenaikan dalam tingkat harga
umum seluruh barang dan jasa dalam suatu perkeonomian.
-
Aktiva Moneter. Klaim terhadap jumlah
mata uang yang tetap di masa depan seperti kas atau piutang usaha.
-
Keuntungan Moneter. Kenaikan dalam daya
beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya kewajiban moneter selama
periode inflasi.
-
Kewajiban Moneter. Suatu kewajiban untuk
membayar jumlah mata uang tetap di masa depan seperti utang usaha atau uang
dengan suku bunga tetap.
-
Kerugian Moneter. Penurunan dalam daya
beli secara umum yang terjadi karena terdapatnya aktiva moneter selama periode
inflasi.
-
Penyesuaian Modal Kerja Moneter.
Pengaruh perubahan harga khusus terhadap seluruh jumlah modal kerja yang
digunakan oleh suatu usaha dalam menjalankan operasinya.
-
Jumlah Nominal. Jumlah mata uang yang
belum disesuaikan dengan perubahan harga.
-
Aktiva Moneter. Aktiva yang tidak
menunjukkan adanya klaim tetap terhadap kas seperti persediaan, aktiva tetap,
dan peralatan.
-
Penyesuaian Paratis. Suatu penyesuaian
yang mencerminkan perbedaan antara inflasi di Negara induk perusahaan dan
perusahaan tuan rumah
-
Kewajiban Moneter. Suatu utang yang
tidak mengharuskan pembayaran jumlah kas tetap di masa depan seperti uang muka
pelanggan.
-
Aktiva Permanen. Istilah di Brasil utnuk
aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait serta
jumlah deplasi atau amortisasi.
-
Indeks Harga. Suatu rasio biaya dimana pembilang
/ numeratornya adalah biaya dari suatu keranjang barang dan jasa yang
representative dalam tahun berjalan, sedangkan penyebutnya adalah biaya dari
keranjang barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.
-
Daya Beli. Kemampuan umum dari suatu
unti moneter untuk memperoleh barang dan jasa.
-
Laba Riil. Laba bersih yang telah
disesuaikan untuk perubahan harga.
-
Biaya Penggantian. Biaya kini untuk
mengganti potensi jasa suatu aktiva dalam keadaan normal usaha.
-
Mata Uang Pelaporan. Mata uang yang
digunakan suatu perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
-
Metode Nyatakan Kembali-Translasikan.
Digunakan pada saat suatu induk perusahaan mengkonsolidasikan akun-akun anak
perusahaan luar negeri yang beralokasi di sebuah lingkungan berinflasi.
-
Perubahan Harga Khusus. Perubahan dalam
harga untuk komoditas khusus seperti persediaan atau peralatan.
-
Metode Tranlasikan-Nyatakan Kembali.
Suatu metode konsolidasi pertama-tama dengan mentranslasikan akun-akun laporan
keuangan anak prusahaan luar negeri ke dalam mata uang induk perusahaan
kemudian dinyatakan kembali jumlah yang ditraslasikan terhadap inflasi induk
perusahaan.
D.
Jenis
Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga
memiliki pengaruh yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan
kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan
berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan
tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis.
Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.
E.
Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan
terhadap perubahan tingkat harga umum (daya beli) disebut sebagai mata uang
konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang
belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal. Sebagai
contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan
di dalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang
nominal. Apabila biaya historisnya dialokasikan terhadap laba periode kini
(dalam bentuk beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini,
ditandingkan dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari
periode terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh karena itu, jumlah nominal
harus disesuaikan untuk perubahan-perubahan dalam daya beli umum uang agar
dapat ditandingkan dengan transaksi ditahun berjalan.
F.
Indeks
Harga
Perubahan
tingkat harga umum diukur dengan indeks tingkat harga dalam bentuk Jumlah p1q1
/ Jumlah p0q0 dimana p = harga suatu
barang tertentu dan q = kuantitas yang dikonsumsi. Suatu indeks harga adalah
rasio biaya. Contoh, jika sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang
menghabiskan uang $20.000 untuk membeli sebuah keranjang barang dan jasa yang
representive pada akhir tahun 1 ( tahun dasar – awal tahun 2 ) dan $22.000
untuk membeli keranjang yang sama setahun kemudian ( awal tahun 3 ), indeks
harga akhir tahun pada tahun 2 adalah $22.000/$20.000 atau 1,1. Angka ini
menujukkan adanya laju inflasi sebesar 10 % selama tahun 2. Demikian pula
halnya, apabila keranjang dalam contoh diatas $23.500 bagi suatu keluarga yang
terdiri dari 4 orang pada tahun 2 kemudian ( akhir tahun 3 ), maka indeks
tingkat harga umum akan menjadi $23.500/$20.000 atau 1,175 yang menunjukkan
laju inflasi 17,5 % semenjak tahun dasar. Indeks untuk tahun dasar adalah
$20.000/$20.000 atau 1.
G.
Penggunaan
Indeks Harga
Angka indeks harga digunakan untuk
mentraslasikan jumlah yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi
ekuivalen daya beli pada akhir periode. Metode yang digunakan adalah sebagai
berikut :
GPLc
/ GPLtd x Jumlah Nominaltd = PPEc
GPLc
/ GPLtd x Pendapatan Total = PPEc
Dimana
:
GPL = indeks harga umum
c = periode kini
td = tanggal transaksi
PPE = ekuivalen daya beli umum
Objek
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Secara
tradisional, laba merupakan bagian dari kekayaan perusahaan (yaitu aktiva
bersih) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama suatu periode akuntansi tanpa
mengurangi kekayaannya hingga dibawah posisi awal. Dari mana datangnya kerugian
moneter? Selama inflasi perusahaan akan mengalami perubahan kekayaan yang tidak
berkaitaan dengan kegiatan operasinya. Perubahan muncul dari aktiva atau
kewajiban moneter, kewajiban untuk membayarkan mata uang dengan jumlah yang
tetap dimasa depan. Aktiva moneter mencakup kas dan piutang usaha yang umumnya
akan menghilangkan daya beli selama periode inflasi. Kewajiban moneter mencakup
kebanyakan utang yang umumnya akan menimbulkan keuntungan daya beli selama periode
inflasi.
H.
Penyesuaian
Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan
akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu (1) Aktiva tetap dinilai
berdasarkan biaya kini bukan biaya historis (2) Laba adalah jumlah sumber daya
yang dapat didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa
pertimbangan komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas
produktif atau model fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal
adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan untuk mencerminkan
perubahan dalam ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan. Metode
yang baik adalah Penyesuaian biaya kini berpendapat bahwa usaha tidak
dipengaruhi oleh inflasi umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kenailan biaya
operasi khusus dan pengeluaran aktiva tetap.
Group Modelo diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan, disajikan ulang sebagai berikut :
1. Persediaan
Pos-pos ini dinilai
berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama dan disajikan ulang dengan
menggunakan metode biaya penggantian atau manufaktur.
2. Harga
Pokok Penjualan
Penyajian ulang akun
ini dinilai berdasarkan nilai persediaan yang dinyataan ulang.
3. Aktiva
Tetap
Pos-pos ini dicatat
berdasarkan biaya akuisisi, dan disajikan ulang dengan menggunakan faktor
inflasi yang diperoleh dari Nasional Consumer Indeks/Indeks Harga Konsumen
Umum, sehingga menjadi nilai penggantian bersih yang sesuai ditentukan oleh
penilai ahli independent pada tanggal 31 Des 20XX, dan sesuai denga tanggal
akuisisi apabila pembelian dilakukan setelah tanggal tersebut.
4. Depresiasi
Pos ini dihitung
berdasrkan nilai penyajian ulang aktiva tetap, yang dipertimbangkan ebagai
dasar, perkiraan masa manfaat ditentukan oleh penilai independent.
5. Penyajian
ulang ekuitas pemegang saham
Akun ini disajikan
ulang dengan menggunakan faktor inflasi yang diperoleh dari NCPI, menurut umur
atau tanggal kontribusinya.
6. Ketidakcukupan
dalam penyajian ulang ekuitas pemegang saham
Saldo akun ini
disajikan dengan penjumlahan aljabar dari hasil kepemilikan aktiva nonmoneter
dan akumulasi hasil moneter ekuitas.
7. Hasil
dari kepemilikan aktiva nonmoneter
Pos ini menunjukka
perubahan dalam nilai aktiva nonmoneter yang disebabkan oleh hal selain
inflasi.
8. Akumulasi
hasil moneter ekuitas
Pos ini merupakan hasil
yang berawal dari penyajian awal angka-angka laporan keuangan.
I.
Sudut
Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
Amerika
Serikat
Pada tahun 1970, FASB
mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement of Financial
Accounting Standards-SAFS ) No. 33 Berjudul “Pelaporan Keuangan dan Perubahan
Harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persediaan dan aktiva tetap ( sebelum dikurangi dengan depresiasi ) yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 Miliar ( setelah
dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) untuk selama lima tahun mencoba
melakukan pengungkapan daya beli konstan dan biaya beli konstan biaya kini.
Banyak pengguna dan
penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33 menemukan
bahwa :
1. Pengungkapan
ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan
2. Biaya
untuk penyusunan pengungkapan ganda terlalu besar
3. Pengungkapan
daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan
data biaya kini
Perusahaan pelapor
didorong untuk mengungkapan informasi berikut untuk masing-masing dari 5 tahun terkini
:
1. Penjualan
bersih dan pendapatan operasi lainnya
2. Laba
dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
3. Keuntungan
atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss moneter bersih
4. Kenaikan
atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih
rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inlasi ( perubahan
tingkat harga umum )
5. Setiap
agregat penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang
timbul dari proses konsolidasi
6. Aktiva
bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
7. Laba
per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya kini
8. Deviden
per saham biasa
9. Harga
pasar akhir tahun per lembar saham biasa
10. Tingkat
Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI ) yang digunakan untuk
mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard
Committee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement
of Standards Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk masa
percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33 dalam 2
hal yaitu :
1. Standar
AS menghaaruskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi
hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal
2. Penyesuaian
inflasi AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris
mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan
penjelasan
Standar di Inggris memperbolehkan
tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai pelapor keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis
2. Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini
3. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai
BRASIL
Akuntansi inflasi yang
direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan,
hukum perusahaan Brasil dan Komisi Pengawas Pasar Modal Brasil. Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanent dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang
diakui oleh Pemerintah Federal untuk mengukur devaluasi mata uang local. Aktiva
permanent meliputi aktiva tetap, gedung, investasi, beban tanguhan dan
deprsiasi terkait, serta akun-akun amortisasi atau deplesi ( termasuk setiap
provisi kerugiaan yang terkait ). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari
modal, cadangan pendapatan, cadangan revaluasi, laba ditahan, dan akun cadangan
modal yang digunakan untuk mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
J.
Badan
Standar Akuntansi Internasional
IAS
29 pelaporan keungan dalam Perekonomian Hiperinflasi mewajibkan ( dan bukan
hanya merekomendasikan ) penyajian ualang informasi laporan keuangan utama.
Secara khusus, laporan keuangan suatu perusahaan yang melakukan pelaporan dalam
mata uang perkekonomian hiperinflasi, apakah didasarkan pada kerangka penilaian
biaya historis atau biaya kini, harus disajikan ulang sesuai dengan daya beli
konstan pada tanggal neraca.
K.
Akuntansi
Untuk Inflasi Di Luar Negeri
Di
Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan
perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan ekspresimen dengan pengungkapan
daya beli konstan biaya histories dan pengungkapannya biaya kini. Oleh karena
itu, investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga
spesifik (model biaya kini yang digunakan) menentukan jumlah maksimum yang
dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden (kekayaan yang dapat dibagikan)
tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya histories tetap saja
adalah model biaya historis.
L.
Internasional
Accounting Standards Board (IASB)
IASB
menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang
dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat.
Perusahaan pelapor harus mengungkapkan:
1. Fakta
bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum unit pengukuran telah
dilakukan
2. Model
penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau
biaya-kini
3. Entitad
dan tingkat indeks harga per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun
pelaporan
4. Laba
atau rugi moneter bersih tahun berjalan.
M.
Menghindari
Kejatuhan Ganda
Pada saat menyajikan ulang akun-akun
luar negeri terhadap inflasi di luar negeri. Seseorang harus berhati-hati untuk
menghindari apa yang disebut sebagai kejatuhan ganda. Masalah ini muncul karena
inflasi local langsung berpengaruh kurs yang digunakan dalam translasi. Apabila
teori ekonomi mengasumsikan bahwa terdapat hubungan terbalik antara laju
inflasi internal suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya, bukti-bukti
menunjukkan bahwa hubungan seperti ini jarang sekali bertahan ( paling tidak
dalam jangka pendek ). Dengan demikian ukuran penyesuaian yang terjadi untuk
menghapuskan kejatuhan ganda akan berbeda-beda tergantung pada sejauh mana kurs
dan perbedaan inflasi berhubungan secara negatif.
Kesimpulan
Berdasarkan
materi diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan harga sangat berkaitan dengan
pelaporan keuangan. Perusahaan yang melakukan transaksi jual beli jasa/barang akan
dihadapkan pada masalah perubahan harga baik itu inflasi (kenaikan harga)
ataupun deflasi(penurunan harga). Perubahan harga menimbulkan perbedaan biaya
dalam suatu asset ataupun nilai dari laba perusahaan. Sehingga metode yang
diterpakan oleh beberapa negara untuk mengakui perubahan harga (akuntansi
inflasi) yakni penyesuaian harga umum dan biaya saat ini atau terkini.
Referensi :
Choi, Frederick D.S and Gary K.
Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar